pemanasan, pengeringan dan pendinginan


*      SUHU PANAS
Suhu panas mencangkup proses Blanching, Pasteurisasi dan Sterilisasi.
Ø  Blanching merupakan proses pemanasan pendahuluan dengan tujuan memperbaiki mutu sebelum dilakukan proses lanjutan. Dimana blanching juga dapat diartikan sebagai proses termal yang menggunakan suhu 75-95°C selama 1-10 menit.
Tujuan :
·         menginaktifkan enzim.
·         Mengurangi jumlah mikroba awal.
·         Melunakkan tekstur bahan pangan.
·         Menghilangkan gas yang terperangkap.
·         Membantu proses pengalengan dengan terbentuknya head space yang baik.
Metode :
·         Water Blanching (perebusan)
·         Steam Blanching (pengukusan)
·         Hot Gas Blanching (dengan gas panas)
Ø  Pasteurisasi Merupakan perlakuan panas suhu sedang yang bertujuan membunuh mikroba patogen dan sebagian pembusuk, serta inaktivasi enzim. Namun spora tetap hidup dengan membentuk endospora (dormansi). Proses ini diikuti dengan teknik lain misalnya pendinginan dan pemberian gula dengan konsentrasi tinggi.
Tujuan :
·         Mengurangi populasi bakteri
·         Memperpanjang daya simpan
·         Menginaktifkan enzim fosfatase dan katalase yang membuat susu cepat rusak.

Metode :
·         Pasteurisasi dengan susu rendah (LTLT/ Low Temperature Long Time) yaitu dengan pemansan pada suhu 630C selama 15-30 menit.
·         Pasteurisasi dengan suhu tinggi (HTST/ High Temperatature Short Time) yaitu dengan pemanasan pada suhu 730C selama 15 detik dengan alat plate Heat Exchanger.
·         Flash Pasteurization dengan pemanasan pada suhu 85-950C selama 2-3 detik.
Ø  Sterilisasi merupakan proses pemanasandengan menggunakan suhu diatas 1000C dengan waktu yang singkat tanpa bantuan pendinginan.
Tujuan :
·         Mematikan mikroba beserta sporanya.
·         Memperpanjang masa simpan.
·         Merusak aktivasi enzim
Jenis Sterilisasi :
·         Komersial : kondisi dimana sebagian besar mikroba telah mati dan masih terdapat beberapa mikroba yang masih hidup setelah pemansan. Sterilisasi diikuti dengan pengemasan kondisi anaerob. Alat yang digunakan retort atau autoklaf atau sterilizer.
·         Absolut / total : yang mematikan mikroorganisme secara keseluruhan.
Metode sterilisasi :
·         Proses pengalengan konvensional
·         Proses aseptis : produk dan kemasan disterilisasi secara terpisah.
Dikatakan sukses sterilisasi :
·         Telah mengalami pemanasan lebih dari 1000C.
·         Bebas mikroba patogen dan pembusuk.
·         Awet.

*      SUHU DINGIN
Suhu dingin dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu pendinginan dengan pembekuan.
1.      Pendinginan proses pengambilan panas dari produk pangan sehingga suhu produk menjadi -1 sampai 80C.
Tujuan : menambah umur simpan atau mencegah pembusukan dan pertumbuhan mikroba.
Prisip : enerasi ditransfer dari benda berenerasi tinggi menuju benda yang berenerasi rendah.
Teknologi pendinginan:
·         Air blast cooling : mendinginkan secara cepat untuk produk yang cepat mudah rusak.
·         Cold room : kecepatan pendinginan rendah dan hanya digunakan untuk menjaga suhu produk agar tetap dingin.
·         Cryogenic chilling : perlu dilakukan kontrol untuk mencegah pembekuan.
·         Hydro cooling : teknik pendinginan untuk menghilangkan panas pasca pemanenan untuk buah dan sayur.
·         Ice slush dan ice bank chilling : produk dikemas dan udara dingin dihembuskan.
Perubahan selama pendinginan :
a.       Karakteristik sensori :
·         Warna : menjadi kusam.
·         Teksture : sineresis pada yoghurt. (perpisahan antara whey dengan ghurt).
·         Aroma pada susu : asam akibat bakteri asam laktat, bau amoniak oleh pseudomonas, apek oleh kapang.
b.      Perubahan kimiawi yaitu menjadi kusam akibat terjadi oksimioglobin karena adanya  oksigen dalam mioglobin.
2.      Pembekuan : suhu produk diturunkan sampai di bawah 00C seperti -70C sampai -400C. Yang bertujuan untuk memperpanjang masa simpan dan kualitas produk tetap dipertahankan.
Prinsip : konduksi, konveksi dan imersi.
Metode :
·         Plate freezing : proses konduksi.
·         Convection blast freezing : Udara dingin disirkulasikan pada produk, terjadi dehidrasi.
·         Kombinasi konveksi dan konduksi: dengan fasilitas sirkulasi udara Kecepatan pembekuan tinggi sehingga bisa mencegah proses dehidrasi.
·         Imersion and cryogenic freezing : Pencelupan pada cairan pendingin (refrigerant) seperti larutan graram, freon atau nitrogen cair.
Mechanical freezer :
·         Air freezer.
·         Liquid freezer.
·         Surface freezer.

*      PENGERINGAN
Pengeringan merupakan metode pengawetan dengan cara pengurangan kadar air dari bahan sehingga daya simpan dapat diperpanjang.
            Tujuan :
·         Mengurangi kadar air sampai batas minimum pertumbuhan mikroba.
·         Awet.
·         Mengurangi volume dan berat produk.
            Prinsip :
Terjadi pindah masa air dari bahan atau produk pangan ke lingkungan.
Faktor yang mempengaruhi :
·         Suhu : semakin besar suhu maka semakin cepat perpindahan panasnya.
·         Kecepatan udara : jika suhu tinggi maka kecepatan angin harus tinggi.
·         Kelembapan udara : jika kelembapan tinggi maka makin lama dalam pengeringan.
·         Keseimbangan nisbi : RH udara rendah maka kelembapan lingkungan rendah.
·         Tekanan ATM dan Vacum.
Tipe pengeringan :
a.       Pengeringan dengan radiasi matahari
b.      Proses pengeringan tanpa vacum/atmosferik : cabinet drying, tunnel drying, spray draying, drum/roller drying.
c.       Pengeringan dengan kondisi vacum/sub atmosferik.

Jenis :
a.       Sun drying : dengan menggunakan panas matahari.
b.      Solar drying : perpaduan antara sun dan solar.
c.       Kiln drying : hanya mengeringkan pada permukaan saja dan hal ini perlu dikontrol proses pembalikannya.
d.      Kabinet drying : suhu dijaga konstan digunakan untuk uji coba sebelum scale up.
e.       Tunnel drying : seperti halnya dengan kabinet drying namun bersifat kontinue namun tidak terkontrol.
f.       Spray drying : cocok untuk pembuatan produk bubuk.
g.      Drum drying : cocok untuk produk cair,sluri dan puree.
h.      Vacum drying : pengunaaan panas yang berineraksi dengan penarikan kadar air. Tidak terjadi oksidasi selama pengeringan.
i.        Freeze drying : air dihilangkan melalui proses sublimasi.
j.        Conveyor drying : bersifat kontinue dan terkontrol. Hanya untuk satu jenis sampel dalam pengeringan.

*      FISIKOKIMIA
Merupakan karakteristik produk yang dilihat dari sifat fisik maupun sifat kimianya.
§  Sifat fisik yaitu : karakteristik yang ditimbulkan dari produk tersebut yang dapat dilihat secara visual seperti teksture dan lainnya.
§  Sifat kimia merupakan karakteristik yang terbentuk dari reaksi-reaksi kimia dari senyawa-senyawanya. yaitu berdasarkan kandungan makronutrien dan mikronutrien bahan pangan tersebut.
·         Makronutrien meliputi : kandungan air, lemak, protein serta karbohidrat.
·         Mikronutrien meliputi : mineral/abu serta vitamin.
1)        Air
Kadar air : banyaknya kandungan air persatuan bobot bahan yang dapat dinyatakan dalam persen berat basah  ( wet basis ) atau dalam persen berat kering  ( dry basis). Kadar air berat basah mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100 %, sedangkan kadar air berat kering dapat lebih dari 100 %.
Kadar air berat basah (b.b) adalah perbandingan antara berat air yang ada dalam bahan dengan berat total bahan. Kadar air berat kering (b.k) adalah perbandingan antara berat air yang ada dalam bahan dengan berat  padatan yang ada dalam bahan.
Kandungan air pada suatu bahan hasil pertanian terdiri dari 3 jenis yaitu :
·         Air bebas  ( free water ) : Air ini te rdapat pada permukaan bahan, sehingga dapat digunakan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhannya serta dapat dijadikan sebagai media reaksi- reaksi kimia. Air bebas dapat dengan mudah diuapkan pada proses pengeringan. Air bebas merupakan tipe keterikan air pada tipe IV.
·         Air terikat secara fisik :  Air jenis ini merupakan bagian air yang terdapat  dalam jaringan matriks bahan (tenunan bahan) akibat adanya ikatan ikatan fisik. Air jenis ini masuk pada tipe II dan III.
·         Air terikat secara kimia : Untuk menguapkan air jenis ini pada proses pengeringan diperlukan enersi yang besar. Air yang masuk pada tipe 1.
Aktivtas air : jumlah minimum air bebas yang digunakan untuk pertumbuhan mikroba. Setiap mikroorganisme hanya dapat tumbuh pada kisaran aw tertentu seperti  aw untuk pertumbuhan bakteri 0,90, khamir 0,80  - 0,90 dan kapang 0,60   -0,70.  
2)        Protein : merupakan penyusun tubuh karena sebagian komponen utama pembentukan enzim yang berfungsi sebagai biokatalisator.
Ada dua jenis yaitu globular dan fibrosa (serabut)
3)        Karbohidrad :  Berfungsi sebagai bahan bakar, cadangan makanan, materi pembangun.
Terdapat 4 golongan yaitu monosakarida, disakarida, polisakarida dan oligosakarida.
4)        Lemak : molekul-molekul yang terdapat dialam yang terdiri dari C,H dan O.
Penggolongan : lemak, phospholipid, spingomyelin, lilin dan sterol.
5)        Vitamin : berfungsi sebagai koenzim pada proses metabolisme.
Penggolongan : larut dalam air dan larut dalam lemak.


Sumber :
 Rachmawan Obin.2001.Pengeringan, Pendinginan dan Pemanasan Komoditas Pertanian.modul  dasar bidang keahlian. Hal. 1-59.

Aninomous.2013..Pengolahan Thermal 1. Tim dosen pengampu TPPHP(outline)-Brawijaya University 2013. Hal.1-47.
SHARE

Unknown

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar