TINGKAH LAKU REPRODUKSI PADA KELINCI BETINA


MAKALAH

Disusun untuk memenuhi Mata Kuliah
Tingkah Laku Ternak

Pembina : Achadiah Rachmawati.S.Pt.M.Si

 














Disusun Oleh :

Chandra yulia r         (135050101111138)
Agni ayudha m          (135050101111139)
Siti Sunami                 (135050101111140)


UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
FAKULTAS PETERNAKAN
JUNI 2014
PEMBAHASAN

kelinci termasuk binatang yang reproduksinya cukup aktif. Dalam setahun ia bisa mengandung sebanyak 5 kali. Dalam tiap masa kehamilan, sang betina bisa melahirkan 5 sampai 10 bayi kelinci. Hal ini wajar sebab ia memang memiliki rahim yang lebih dari satu.
Hal tersebut juga didukung oleh penjalsan Prihatman,K.(2000) bahwa Ternak kelinci termasuk dalam satu jenis ternak prolific artinya mampu beranak banyak per kelahiran. Sistem perkawinan pada ternak kelinci dapat dilakukan secara alami maupun dengan inseminasi buatan. Pada saat mengawinkan kelinci, kelinci betina dimasukkan dalam kandang jantan, bilamana kelinci betina sedang birahi, dan biarkan bebnerapa hari sampai terjadi kebuntingan yang ditandai bahwa kelinci betina tidak mau menerima lagi pejantan, sehingga kelinci bisa dikawinkan kapan saja.
Menurut Suradi,K.(2005) menyatakan Perkawinan dapat dilakukan secara alami atau melalui inseminam buatan Jika dilakukan secara alami mengingat sifat teritorial pejantan memuntut perkawinan dilakukan di kandang pejantan dan jika bila dilakukan sebaliknya pejantan tidak mau berkopulasi. Induk yang dikawinkan sebaiknya yang sedang estrus dengan tanda vagina yang membengkak kemerahan, karena induk yang estrus memudahkan pejantan berkopulaasi . Bila kopulasi terjadi ditandai dengan jatuhnya pejantan kesamping dan berlangsung sangat cepat. Adanya cairan dalam vagina belum menjamin terjadinya perkawinan yang fertil, kadang-kadang saat ejakulasi hanya berisi plasma semen tanpa sperma. Untuk itu perkawinan perlu diulang agar fertditas terjadi. Jika pejantan kesulitan untuk berkopulasi, maka dapat dibantu sehingga kopulasi terjadi . Suradi,K.(2005) menjelaskan berdasarkan penjelasan Owen,dkk (1977) menyatakan bahwa, panas merupakan salah satu faktor lingkungan yang berpenganuh pada kelinci di negara tropis, suhu lingkungan diatas 30° C dapat mengbambat motalitas sperma pada pejantan sedangkan pada betina bunting mengakibatkan kematian embrio. Untuk itu waktu mengawinkan kelinci sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau sore hari pada saat suhu lingkungan tidak terlalu panas (beddsar 23° C - 25° C). Pada daerah bersuhu sejuk, perkawinan pada siang hari pada hakekatnya tidak bermasalah. Kebiasmn peternak mengawinkan kelinci pada pagi hari lebih banyak disebabkan oleh tersedianya waktu luang yaitu sebelum peternak bercocok tanam. Yang perlu diperhatikan dalam perkawinan kelinci harus menghindarkan perkawman sedarah atau silang dalam (in breeding). Oleh karena itu setiap perkawman harus dicatat dan dibuatkan silsilah jika anal-anaknya akan dilahrkan bibit.




Adapun cara perkawinan ternak kelinci secara alami dapat di lakukan dengan cara;
  1. Betina di bawa ke kandang jantan. Jangan sampai terbalik. Jantan butuh dominasi sehingga ia lebih agresif kawin di kandangnya sendiri.
  2. perkawinan pada suhu di atas 27 derajat tidak baik.
  3. perkawinan seharusnya pada pagi hari, antara jam 6-8(waktu ideal), atau jam 6-8 malam).
  4. bopong kelinci betina ke kandang jantan. Biarkan beberapa menit. Biasanya sebelum sex kelinci butuh cumbuan. Berputar-putar duluan itu biasa. Hati-hati kalau kecepit alas. Mestinya kandang harus bagus dan tidak mengakibatkan kelinci yang berlari-lari terjepit. Dan ada pula dengan cara dikawinkan di luar . Caranya, pejantan dikeluarkan dulu, jeda 15 menit baru diturunkan betina. Hal ini perlu supaya pejantan merasa menguasai areanya dulu. Biasanya dengan menyemprotkan air kencing untuk menguasai lokasi. Jika sudah kencing, barulah betina diturunkan.
  5. biarkan saja berkejar-kejaran. Sampai nanti mereka akan kawin pada langkah awal kelinci jantan terlihat menciumi vulva betina dengan maksut merangsang dan menaikkan tingkat libido selin itu bau khas yang keluar dari ternak betina dapat memicu kelinci jantan menaiki kelinci betina
  6. menjelang penetrasi penis ke vagina, biasanya betina merunduk, dan jantan di atasnya, lalu ekor betina naik tanda memberi kesempatan penis menusuk masuk kedalam vagina.
  7. saat penetrasi penis, pejantan butuh waktu beberapa saat. Dan setelah penis masuk biasanya pejantan langsung aksi. Sebentar kemudian, kira-kira dalam beberapa genjotan akan orgasme. Pejantan orgasme akan terkulai lemas, terkapar. Dengan tanda terkadang kejang saat setelah melalukan orgasme dan mengeluarkan suara khas. Dan pada betina santai saja namun terkadang mau di kawin kan lagi dengan pejantan  yang sama sampai betina puas.
  8. Setelah satu menit kemudian, ambil betina dari kandang jantan. Istirahatkan barang 10-15 menit. Baru kemudian dikawinkan lagi ke kandang pejantan. Kalau sudah dua kali, bisa diulangi sekali lagi dengan mengistirahatkan 10-15 menit lagi. Jika pada kawin ketiga betina sudah tidak mau, perkawinan dapat dihentikan jantan kelinci dapat mengawini 6 kelinci betina dalam seminggu.

Purnama,R.D.(2003) mengatakan Pada kegiatan IB induksi ovulasi diperlukan untuk sinkronisasi estrus sehingga dapat dilakukan IB secara serentak. Waktu yang tepat untuk induksi adalah 5 -6 jam sebelum IB dilakukan. Preparat hormon yang digunakan untuk IB kelinci adalah HCG atau dapat jugs memakai hormon LH (Luteinizing Hormone) secara intravena dengan dosis 30 IU/ekor.
Inseminasi buatan dilakukan 5 jam setelah penyuntikan hormon HCG. Semen cair hasil pengenceran diisap dengan keteter khusus yang dirancang untuk ternak kelinci sebanyak 0,5 cc, kemudian kateter dimasukkan ke dalam vagina dengan ujung yang membengkok diarahkan kepunggung induk kelinci, setelah bagian yang membengkok masuk kateter diputar 180° dan terus didorong secara hati-hati sampai menyentuh serviks uteri. Selanjutnya semen cair disemprotkan perlahan-lahan dan kateter ditarik keluar. Kateter IB yang telah dipakai dibersihkan dengan NaCl fisiologis dan disterilkan . Untuk kesehatan reproduksi, sebuah kateter IB sebaiknya dipakai untuk satu induk. Untuk memperoleh keberhasilan IB pada ternak kelinci perlu memperhatikan faktor-faktor lain yang menunjang diantaranya koleksi dan determinasi semen. Pada waktu koleksi semen, suhu air vagina buatan yang harus sesuai yaitu berkisar 39 °- 41° C . Pada waktu penampungan semen harus dilakukan secara hati-hati jangan sampai karet vagina buatan sobek yang dapat menyebabkan kebocoran. Oleh sebab itu setiap penampungan sebaiknya disediakan beberapa buah vagina buatan sebagai cadangan. Suhu air yang terlalu panas dalam vagina buatan akan menyebabkan kematian sperma, sedangkan jika kurang panas dapat menghambat terjadinya ejakulasi. Demikian juga dengan air yang bocor dapat mencemari semen dan membunuh sperma. Pada waktu membawa semen, gelas penampung harus ditutup dengan alumunium foil untuk menghindari cahaya matahari yang dapat membunuh sperma. Saat yang paling tepat untuk melakukan kawin suntik adalah 5 - 6 jam setelah dilakukan induksi ovulasi (penyuntikan hormon), karena pada saat itu diperkirakan telah terjadi ovulasi . Penggunaan semen segar untuk IB sangat dianjurkan karena lebih menjamin keberhasilan IB dibandingkan menggunakan semen yang disimpan. Semen yang disimpan mengalami Cold Shock selama penyimpanan yang dapat menurunkan kualitas semen. Untuk perawatan organ reproduksi induk kelinci, kegiatan IB harus dilakukan dengan bersih dan steril terutama pada peralatan yang dipakai . Hal ini penting agar induk dapat melakukan kegiatan reproduksi dalam waktu yang lama. Kateter IB disediakan mencukupi jumlah induk yang akan di IB sehingga kateter tidak dipakai untuk induk lain. Kateter IB yang telah dipakai segera dibersihkan dengan NaCl fisiologis dan disterilkan kemudian dibungkus dengan alumunium foil. Untuk mengetahui keberhasilan kawin suntik (IB) pada ternak kelinci perlu dilakukan deteksi kebuntingan. Deteksi kebuntingan dapat dilakukan 14 hari setelah kawin suntik, yaitu menggunakan teknikpalpasiper cutan ventro caudal dengan cara melakukan perabaan foetus pada perut induk bagian bawah (Purnama,R.D.2000). Untuk memastikan kebuntingan, palpasi ulang perlu dilakukan pada hari ke 21dan pada saat itu foetus kelinci sudah membesar sehingga kesalahan palpasi tidak mungkin terjadi . Jika pada saat palpasi hari ke 21 positif bunting, maka pada hari ke 28 dapat dipersiapkan kotak beranak yang diisi dengan serutan kayu sebagai alas.
Sex ratio antara jantan dan betina adalah 1 : 10, namun perlu diketahui berahi pada kelinci bersifat induksi yang berarti bahawa bila terjadi rangsangan maka akan terjadi ovulasi, dan ovulasi terjadi 10 jam setelah terjadi rangsangan, dan fertilisasai terjadi 1 – 2 jam setelah ovulasi, daya fertil ovum 6 jam, lama bunting rata-rata 30 hari, siklus estrus 12 – 14 hari ditambah 4 hari masa menolak, umur dikawinkan 5 – 7 bulan atau tergantung pada type kelinci, biasanya type kecil lebih cepat dewasa kelamin dari pada type besar.
Sistem reproduksi kelinci akan siap sebagai mana mestinya pada saat kelinci tersebut mencapai usia yang matang atau dewasa. Masing-masing jenis kelinci mencapai kematangan di usia yang berbeda. Kelinci dengan ukuran sedang misalnya, usia dewasanya dicapai di umur 4 sampai 4,5 bulan. Sedangkan kelinci denga bobot tubuh yang besar biasanya akan mencapai usia dewasa di usia 6 sampai 9 bulan. Lain lagi dengan kelinci mini. Usia dewasanya akan dicapai di suai 3,5 bulan sampai 4 bulan. Jika kelinci betina telah mencapai usia matang atau dewasa, maka sebaiknya ia harus segera dikawinkan. Sebab jika tidak, ada kemungkinan si akan menjadi mandul seumur hidupnya. Hal yang menyebabkan ia mandul adalah kegemukan. Tumpukan lemak yang berlebih dalam tubuhnya akan membuat ia susah untuk dibuahi sebab sel telur sang betina akan menyempit.
 Kelinci mulai mencoba kopulasi sebulan atau 2 bulan sebelum mencapai dewasa kelamin, tetapi tidak bisa untuk memproduksi anak sebelum ia mengalami dewasa kelamin. Menurut Suradi,K.(2005), Dewasa kelamin pada kelinci tergantung pada bangsanya, jenis kelinci lebih cepat mencapai dewasa kelamin dibanding dengan jenis kelinci yang lebih besar. Jenis kelinci kecil mencapai dewasa kelamin pada umur 4 bulan, jenis menengah mencapai umur 6 sampai 7 bulan dan jenis berat mencapai dewasa kelamin pada umur 9 sampai 12 bulan. Dewasa kelamin lebih dahulu terjadi sebelum dewasa tubuh terjadi, oleh sebab itu ternak betina tidak dikawinkan pada waktu munculnya tanda-tanda pubertas yang pertama karena untuk mencegah hewan betina bunting, sedang kondisi badan masih dalam proses pertumbuhan, sehingga tidak menguntungkan bagi pertumbuhan dirinya dan pertumbuhan anak dikandungnya (Limbong,S.R.2008).
Salah satu ciri-ciri kelinci bentina yang sedang dalam masa subur adalah bagian kelaminnya yang berwarna kemerahan dan juga sedikit lembab. Dengan cara menyatukan mereka dalam satu kandang. Setelah disatukan selama 7 hari, Anda sudah bisa memisahkan kedua kelinci tersebut dan menunggu sampai hari ke 12 sampai ke-14. Biasanya pada masa tersebut janin sudah tumbuh dalam uterus kelinci betina. Masa kehamilan kelinci antara 31 sampai 34 hari. Namun dalam kondisi tertentu, ada juga kenis kelinci yang sudah melahirkan di hari ke 21. Sementara itu, masa menyusui kelinci mencapai 8 minggu atau kurang lebih selama 58 hari. Sistem reproduksi kelinci betina akan siap dibuahi lagi setelah 15 hari dari waktu melahirkan. Namun, hal ini tidak dianjurkan sebab bisa mempengaruhi kualitas bayi yang dilahirkan pun kesehatan kelinci betina.
Sistem reproduksi tersusun atas sistem genital interna dan eksterna. Pada kelinci betina organ interna berupa sepasang ovarium dan uterus. Ovarium terletak sebelah kaudal dari ren dan didalamnya terdapat folikel-folikel Graaf berbentuk gelembung. Uterus berjumlah sepasang dan berkelok-kelok dan terbagi atas infundirambutm, tuba, dan uterus. Organ eksterna tersusun atas vagina, vulva, labium majus, labium ninus, dan clitoris (Hernawati.2007).
Organ genitalia kelinci betina terdiri atas:
·         Ovarium
Terdiri dari sepasang, terletak di sebelah caudal dari ren. Dalam ovarium terdapat folikel graaf. Selain itu terdapat corpus luteum, bentuknya massif, berwarna kuning yang dari folikel. Corpus luteum ini setelah terisi membentuk hormon progesteron.
·         Infundibulum
Merupakan pelebaran dari tubae yang berbentuk corong dekat ovarium. Pada tepi terdapat rambut-rambut yang disebut fibrae.
·         Tubae
Merupakan saluran tipis berkelok-kelok dan merupakan lanjutan dari infundibulum ke sebelah caudal serta pada rostralnya terjadi conceptio.
·         Uterus
Uterus pada kelinci adalah uterus tipe bikornis yang berdinding tebal dan merupakan tempat embrio melekat dengan perantara placenta.
·         Vagina
Merupakan muara keluar sebagai icroitus vagina.
·         Vulva
Vulva adalah bagian dari alat reproduksi merupakan celah diantara labia mayora, sedangkan labia minora terletak sebelah dalam labia mayora.
·         Clitoris
            Clitoris adalah alat kecil yang homolog dengan penis yang terdiri dari corpus covernosum spoisum, clitoris, preputium dan glandula clitori.

Siklus berahi kelinci tidak beraturan sebagaimana didapatkan pada kebanyakan hewan lainnya. Pada saat pubertas, follicle stimulating hormone (FSH) dilepaskan ke dalam aliran darah menyebabkan pertumbuhan folikel-folikel pada ovarium. Sewaktu folikel-folikel tersebut tumbuh dan menjadi matang, berat ovarium meninggi dan estrogen disekresikan di dalam ovarium untuk dilepaskan ke dalam aliran darah. Estrogen menyebabkan hewan betina menerima hewan jantan. Umumnya perkembangan folikel terjadi dalam beberapa gelombang, pada waktu yang sama 5 sampai 10 yang berkembang pada tingkat yang sama di ovarium. Folikel yang mulai berkembang ada terus menerus, jadi terdapat beberapa tingkatan perkembangan dari folikel. Apabila folikel-folikel telah matang, mereka aktif dalam memproduksi estrogen selama kira-kira 12 sampai 14 hari. Setelah periode ini, jika ovulasi tidak terjadi, folikel akan mengalami degenerasi, sesuai dengan pengurangan tingkat estrogen dan kemauan untuk menerima hewan jantan (Sudaryanto,B.2007).
Reproduksi kelinci betina diawali dari kesiapan kelinci untuk kawin (dikawini oleh pejantan) pada umur produktif kelinci betina dapat aktif melahirkan dengan rentang perkawinan tiap individu berbeda. Pada umur tertentu untuk kelinci jenis kecil seperti himalayan, dan dutch sudah siap kawin pada umur 6 bulan, kelinci rex mulai kawin pada usia 8-10 bulan sedangkan untuk jenis Flamish bisa di atas umur 1 tahun untuk benar siapa kawin dengan hampir dapat melahirkan sebanyak lebih dari 2 kali setahun.
Mengawinkan indukan kelinci pada saat indukan benar benar siap untuk di kawinkan artinya seekor induk harus siap secara fisik maupun mental. Secara fisik seekor indukan harus benar benar cukup usia dan matang kelamin Perilaku kelinci yang sudah siap kawin di tunjukan pula dengan keinginan kelinci untuk mendekati pejantan, menggosokan dagunya ke sekitar kandang serta memiliki perubahan fisik pada kelaminnya, Pada Kelinci betina vulva nya akan berwarna kemerahan dan agak basah, ini menandakan kelinci benar benar siap untuk kawin Pada Pejantan kantung kelamin sudah mulai terlihat menggantung.
Menurut Sudaryanto,B.(2007) mengatakan bahwa Ovulasi adalah proses pelepasan sel telur dari folikel de graaf. Pada ternak kelinci tidak terjadi secara spontan (Induce Ovulator) . Ovulasi akan terjadi bila induk mendapat rangsangan dari luar. Rangsangan dapat berupa perkawinan melalui kopulasi, melalui penyuntikan hormon, rangsangan listrik, rangsangan oleh tangan dun cumbu rayu dengan kelinci betma. Kelinci bersifat Posceital Ovulator, yaitu ovulasi terjadi hanya jika adanya kopulasi. Proses kopulasi dapat menyebabkan peningkatan ukur dan folikel secara cepat pada masing- musing ovarium. Ovulasi biasanya terjadi 6-10 jam atau 10-12 jam setelah kopulasi atau perangsangan (Sudaryanto,B.(2007) dalam penjelasan Colby, 1986). Ovum mempunyai umur fertil selama 6 jam setelah ovulasi. Folikel yang mahang memiliki diameter 1,5 mm serta poly ovular folikel unnun terjadi. Serum LH (Luteinazing Hormone) akan mencapai puncak 1-2 jam setelah kopulasi. Soebagyo,S & Asmarani,K.(2003) mengatakan bahwa, ovulasi distimulir oleh LH.

tanda-tanda induk kelinci betina birahinya kelihatan :
  1. Kelinci tampak gelisah
  2. Berusaha bergabung pada kandang terdekat yang ada pejantannya
  3. Suka menggosok-gosokkan dagunya pada sesuatu atau sesama betina
  4. Vulvanya basah , berwarna merah jambu atau merah
  5. Suka menaiki dan dinaiki teman sekandang jika ada

Tanda tanda birahi awal ternak kelinci betina muda cukup panjang terkadang di tandai pada awal berumur 5,5 bulan jika di coba ternyata tidak mau kawin maka ditunggu hingga berumur 6,5 bulan. Apabila vulva berwarna putih /pucat dipaksakan kawin maka perkawinan akan gagal, bahkan bisa berkelahi. Sebaiknya perkawinan ditunda 2-3 hari atau sampai ditunggu vulvanya berwarna merah. Kelinci induk betina yang siap kawin apabila tidak dikawinkan,sel telurnya masih tetap subur sampai dengan 2 minggu kemudian. Setelah itu berangsur-angsur berkurang. Periode birahi tahap berikutnya terjadi saat sel telurnya kembali masak dan subur. Sel telur dapat dibuahi karena adanya rangangan pejantan sewaktu mengawini. Sel telur akan turun 10 jam kemudian sesudah kawin, sehingga siap dibuahi. Pengulangan sekitar 8 jam kemudian baik sekali hasilnya, karena pembuahan sel telur akan berlangsung sekitar 1-2 jam setelah ovulasi. Saat keinci betina ovulasi harus segera dikawinkan begitu pula dengan kelinci jantan yang saat subur harus di kawinkan karna ditakutkan penumpukan lemak pada tubuhnya dapat menyumbat saluran sperma dilain itu kelinci jantan yang terlalu gemuk akan mengakibatkan dirinya susah untuk memasukkan penis kedalam vagina betina. Dan pada kelinci betina kegemukan dapat menybabkan kemandulan dan sel telur betina akan menyempit. Setelah disatukan selama 7 hari, Anda sudah bisa memisahkan kedua kelinci tersebut dan menunggu sampai hari ke 12 sampai ke-14. Biasanya pada masa tersebut janin sudah tumbuh dalam uterus dengan masa kehamilan kelinci betina. Masa kehamilan kelinci antara 31 sampai 34 hari Namun dalam kondisi tertentu, ada juga kenis kelinci yang sudah melahirkan di hari ke 21. Sementara itu, masa menyusui kelinci mencapai 8 minggu atau kurang lebih selama 58 hari. Sistem reproduksi betina akan siap dibuahi lagi setelah 15 hari dari waktu melahirkan. Namun, hal ini tidak dianjurkan sebab bisa mempengaruhi kualitas bayi yang dilahirkan pun kesehatan kelinci betina. Tunggu sampai ia benar-benar selesai masa recovery bari bisa dikawinkan kembali.
Menurut Sumadi,dkk.(2003), masa kebuntingan rata-rata ternak kelinci 30 sampai 33 hari, ini terjadi 98% pada kelinci betina, sebaliknya lama kebuntingan 29 sampai 35 hari. Bila ada masa kebuntingan yang kurang dari 29 hari anak yang dilahirkan tidak normal. Pada kasus bunting yang lama, ukuran anak yang dilahirkan kecil serta erdapat 1 atau 2 ekor dengan ukuran yang tidak normal atau begitu lahir langsung mati. Kelahiran kadang-kadang terjadi dalam waktu berbeda misalnya anak yang lahir berbeda beberapa jam sampai beberapa hari. Interval maksimum antara keluarnya anak yang dapat bertahan hidup adalah yang kurang dari 3 hari.
Pada akhir masa kebuntingan terjadi proses kelahiran atau partus yaitu serentetan proses-proses fisiologik yang berhubungan dengan pengeluaran anak dan plasenta melalui saluran kelamin. Kelahiran tergantung kepada 2 faktor yaitu berkurangnya progesteron dari myometrium dan pelepasan tiba-tiba oxytocin dari pituitary posterior. Lamanya periode bunting sangat tergantung kepada lamanya umur corpus luteum. Penyebab lepasnya oxytocin secara tiba-tiba tidak diketahui, tetapi mungkin disebabkan karena terhalangnya progesterone pada sistem syaraf pusat. Kelahiran pada kelinci biasanya terjadi pada pagi hari dan apabila foetus berukuran normal komplikasi melahirkan biasanya tidak terjadi. Kelahiran normal membutuhkan waktu kurang dari 30 menit dengan interval kelahiran setiap anak 1 sampai 5 menit (Prihatman,K.2000).
Kelinci betina liar memeperlihatkan aktifitas reproduksi berupa anestrus dengan periode yang terbatas tergantung pada musim/cuaca, akan tetapi kelinci piaraan tidak menunjukan siklus estrus tertentu. Ada masanya si betina menolak untuk kawin, tapi siap dikawini oleh pejantan lain. Kelinci betina juga hanya mau dikawini satu saja dan menolak untuk dikawini kedua kalinya oleh pejantan yang sama. Ciri-ciri betina siap kawin ditandai dengan vulva berwarna keunguan dan membengkak/mengeras, lembab, gelisah, berusaha mendekati kelinci di kandang terdekat serta mengosok-gosok dagunya. Ovulasi terjadi 10 – 13 jam setelah kawin atau setelah disuntik hormon Lutein (HCG) sebanyak 20-25 IU. Persentase ovulasi mempunyai korelasi dengan berat badannya Conseption rate kelinci rata 68% dengan angka tertinggi terjadi pada bulan Januari sebesar 80%. Conseption ini di pengaruhi oleh musim dansuhu. Periode masa kebuntingan kelinci adalah 24-34 hari, rata- rata 31-32 hari, tapi hal itu dipengaruhi oleh iklim atau cuaca. Tabel 6 menunjukan bahwa 85,5 % kelinci melahirkan anaknya pada hari ke-31 dan 32 masa kebuntingan.Kebuntingan dapat diketahui dengan cara meraba perut bagian/belakang dan akan teraba adanya perkembangan fetus di dalam uterus pada saat kebuntingan mencapai usia 12-14 hari.
Betina yang menolak kawin, Bisa karena sedang dalam kondisi hamil, tetapi dalam kondisi hamil pun kelinci bisa kawin dan hamil lagi.namun jangan sampai terjadi perkawinan dalam masa hamil atau menyusui.karna ditakutkan akan menyiksa. Penolakan betina kepada jantan juga bisa disebabkan beberapa hal, antara lain,
1) betina tidak suka dengan pejantan itu.
2) betina merasa tidak nyaman dalam kandang.
3) betina sedang dalam kondisi stress, solusi tidak bisa dikawinkan.

Secara umum tanda-tanda kelinci yang sedang hamil adalah si kelinci betina akan menolak untuk didekati oleh kelinci pejantan setelah masa kawinnya, kemudian dengan berjalannya waktu, si Calon induk akan mulai terlihat mengumpulkan jerami-jerami/sobekan kertas koran serta disertai dengan perontokan bulu untuk membuat sarangnya kira-kira seminggu sebelum masa kelahirannya. Kelinci yang sedang hamil juga memiliki nafsu makan/minum yang bertambah, maklum makanan yang tadinya hanya untuk si Calon induk kini harus berbagi dengan calon bayi yang dikandungnya. Kadang-kadang prilaku agresive juga ditunjukan dan biasanya ini dialami oleh kelinci yang baru pertama kali mengalami proses kehamilannya.
Tanda-tanda kehamilan yang disebutkan tersebut adalah tanda-tanda berlaku umum dan tentu saja tingkat ke-akurasiannya tidak dapat dijadikan sebagai acuan baku. Karena bisa saja Kelinci-kelinci tersebut memiliki tanda-tanda itu, tapi toh ternyata tidak hamil. Ada salah satu metode lagi yang sangat representative untuk memastikan kelinci tersebut itu hamil atau tidak. Saya yakin para pembaca pasti langsung menuju ke satu kata yang sama, yakni “Teknik Perabaan / Palpasi”. Banyak para pemilik kelinci menilai bahwa teknik Palpasi ini adalah sulit untuk dipelajari, padahal jika ada kemauan tekni Palpasi ini sangat mudah untuk dipelajari dan dipraketkan. Teknik palpasi ini dapat dilakukan pada kelinci yang sudah dikawinkan sekitar 10 hari sebelumnya. Tentunya kelinci yang sudah mengalami kehamilan kedua, ketiga dst, adalah sangat mudah dalam mem-praktekan teknik palpasi ini dibandingkan dengan kelinci yang baru pertama kali kehamilannya.
Setelah kelinci dikawinkan selama 10 hari dan jika perkawinan tersebut sukses, maka akan terbentuk janin. Ukuran janin setiap jenis kelinci adalah seragam dan hampir seluruhnya menyerupai ukuran buah blueberry/buah arbei. Dari ukuran, tidak ada perbedaan antara fetus/janin dengan kotorannya.   Meskipun secara ukurannya adalah sama, tapi ada perbedaan dari bentuknya. 
Kotoran kelinci menyerupai padatan seperti batu karang dan tidak akan berubah bentuknya sewaktu dilakukan palpasi, berbeda dengan janin yang konturnya seperti menyerupai gel yang lembut dan dapat berubah bentuknya sewaktu dilakukan palpasi.
Langkah-langkah melakukan teknik perabaan / Palpasi :
a)      Tempatkan kelinci pada bidang datar dengan ketinggian yang nyaman untuk anda, bisa digunakan meja makan atau meja yang lain. Kemudian letakan telapak tangan pada permukaan meja.
Satu tangan memegang dibagian kepala kelinci sambil menekannya secara lembut agar sikelinci terlihat membungkuk.
Kemudian dorong telapak tangan anda kebagian bawah perut kelinci dengan posisi telapak menghadap kebawah.
b)      Setelah telapak tangan anda berada dibawah perut sikelinci, kemudianbalik telapak tangan menghadap keatas hanya dengan mengangkat pergelangan tangan, posisi jari dan ibu jari tetap berada disisi sebelumnya. Dan gerakan ini seakan-akan seperti memakaikan saddle/pelana pada perut si Kelinci. Lakukan tekanan sambil meraba dengan seluruh  jari pada perut Kelinci.
c)      Beberapa orang mungkin bingung untuk membedakan antara kotoran dengan embrio, tapi hal ini bisa dihindari bahwa kotoran memiliki tekstur yang keras, akan terasa pada bagian perut yang mendekati tulang belakang sedangkan emrio adalah bertekstur gel (kenyal) dan biasanya bisa ditemukan pada bagian tengah perut. Melakukan teknik palpasi pada masa kehamilan yang telah melewati 2 minggu adalah lebih mudah menemukan embrio dibandingkan yang 10 hari karena pada  janin yang berusia 2 minggu biasanya embrio sudah mulai turun kebawah. Jika pada usia 2 minggu ini belum juga ditemukan adanya kehamilan, maka si Kelinci bisa dikawinkan kembali.
Saat hendak melahirkan kelinci nampak gusar dan gelisah. Mereka merasakan perutnya bergerak-gerak. Tanda-tanda ini dibaca oleh sang induk sebagai bahwa sebentar lagi akan terjadi kelahirkan. Biasanya kelinci melahirkan antara umur 28-34 hari. Namun kebanyakan kelinci melahirkan pada usia kandungan 29-30 hari. Tingkah laku induk akan melahirkan iyalah dengan merontokkan bulu sebagai penghangat untuk bayinya dan sebagai penlindung dari pemangsa sebagai mekanisme perlindungan di alam liar normalnya tingkah laku inidilakukan oleh induk kelinci pada malam hari dan saat itu kelinci betina akan lebih sering menyendiri padasaat melhirkan kelinci betina akan membutuhkan waktu yang cukup lama pada indukan muda yang baru melahirkan karna ukuran vulva yang masih kecil pada saat bersamaan induk akan langsung membersihkan sisa darah dan palasenta pada bayi kelinci  dan juga akan sekaligus melahirkan saat kelinci sudah melahirkan kelinci akan langsung menyusui anak anaknya dengan posisi berbaring.
Karakteristik Reproduksi Kelinci

1. Kelinci tidak memperlihatkan siklus estrus sebenarnya.

2. Ovulasi terjadi stlah ada rangsangan kawin (10jam)

3. Sejak pubertas ovarium siap ovulasi selama 12 – 14 jam, bila tidak ada induksi/rangsangan baru berdegenerasi selama 4 hari, jadi hanya 4 hari kelinci betina menolak jantan.

4. Jadi lama estrus 12 –14 hari, siklus estrus 16 – 18hari

5. Jumlah anak meningkat pada kelahiran ke-3 dan konstan selama 2 tahun.

6. Umur produksi induk penghasil daging selama 2,5 tahun atau 8 – 10 kali beranak.

Saat hendak melahirkan kelinci nampak gusar dan gelisah. Mereka merasakan perutnya bergerak-gerak. Tanda-tanda ini dibaca oleh sang induk sebagai bahwa sebentar lagi akan terjadi kelahirkan. Biasanya kelinci melahirkan antara umur 28-34 hari. Namun kebanyakan kelinci melahirkan pada usia kandungan 29-30 hari. Masa-masa hamil membutuhkan perhatian khusus. Minggu pertama setelah kawin peternak harus memperhatikan pakan yang baik, yakni rumput, sayuran dan pellet. Jangan sampai telat air minumnya.

Pelet harus tersedia siang dan malam. Jangan sampai kotak makanan kosong sama sekali. Sayuran setengah kering diberikan sedikit pada siang hari. Sorenya diberikan rumput sebesar badan kelinci. Usahakan malam harinya, sekitar jam 10 atau jam 11 diberi tambahan rumput atau umbi, wortel, atau bisa juga ketela pohon. Kelinci hamil seperti halnya manusia. Banyak keinginan untuk makan. Karena itu supaya anaknya sehat dan pola menyusuinya bagus pakan tersebut harus dipenuhi. Selama masa kehamilan kelinci biasanya gelisah dalam tiga periode, yakni minggu pertama dengan membesarnya janin. Minggu kedua bergesernya janin, dan minggu akhir, 3 hari sebelum melahirkan.

Pada usia kandungan 27 hari usahakan sudah tersedia kotak untuk calon jabang bayi. Berikan jerami secukupnya agar Induk merasa tenang. Jika kotak tidak diadakan, induk akan merasa stress berat karena ia merasa khawatir tidak bisa melindungi anak-anaknya. Hal lain yang harus diperjelas adalah pemenuhan minum. Orang bilang kelinci cukup mengonsumsi kandungan air yang ada dalam rumput. Mereka berasumsi rumput mengandung 80% lebih air sehingga tidak perlu diberikan minum. Ini pola pikir kebanyakan yang sembrono dan ngawur. Memang benar kadar air rumput sudah banyak, namun sebagai makhluk hidup kelinci juga butuh minum.

Kelinci yang tidak hamil cukup ½ gelas perhari. Sedangkan kelinci hamil membutuhkan 1 gelas perhari. Anak kelinci yang lahir dari induk sehat dengan mengonsumsi air secara baik akan terjamin kesehatan dan kekebalan tubuhnya dibanding anakan induk yang tidak diberikan air. aat-saat menjelang kelahiran, induk akan mencabuti bulunya. Biarkan saja. Usahakan saat hendak melahirkan jangan dilihat terlalu dekat karena akan menimbulkan kekhawatiran anak-anaknya dimangsa manusia. Karena itu persiapan sebelum melahirkan harus dipenuhi secara baik sehingga kita tidak perlu khawatir adanya anak yang kejepit dikandang atau ketidaknyamanan kandang. Setelah 5 menit melahirkan, berikan air segar dan sayuran. Perlu diketahui, Induk setelah melahirkan akan mengalami dehidrasi dan rasa lapar yang hebat. Karena itu berikan perhatian dengan sayuran, wortel dan minuman, syukur ditambah vitamin. Berikan kasih sayang dengan cara mengelus-elus kepala dan badannya saat sang induk makan. Tapi jangan coba-coba memegang anak-anaknya yang baru lahir, sebab sang induk akan marah dan cemas. Usahakan kalau terpaksa harus mengatur anak-anaknya karena jatuh dari kandang atau kejepit jangan pakai tangan kosong. Pakailah plastik yang bersih atau koran. Sebab jika daging sang anak bau tangan manusia ada sebagian induk yang enggan menyusuinya.
Kebuntingan dimulai dari pertemuan sel telur dan sperma. Setelah dibuahi sel telur membagi diri menjadi sel baru dan pada saat yang bersamaan sel telur menuju ke  tuba fallopii . Setelah membelah, akan berimplantasi kemudian menjadi embrio dan tetap diuterus sampai lahir.  Pada 4 hari pertama uterus siap menerima embrio dan setelah 8 hari , sel bagian luar dan embno bertaut pada dinding-dinding uterus. Kemudian plasenta dibentuk oleh bagian dari embno dan uterus. Lama kebuntingan adalah waktu dari mulai perkawinan sampai beranak. Lamanya dipengaruhi oleh bangsa Jenis induk, besar dan jumlah anak serta lingkungan (Prihatman,K.2000). Lama kebuntingan yang panjang terlihat bila jumlah anak yang dilahirkan sedikit dan mempunyai berat lebih dari 100 gram, sebaliknya jumlah anak yang banyak menjadikan lama kebuntingan lebih pendek (Limbong,S.R.2008). Lama kebuntingan umumnya rata-rata 31-32 hari (Prihatman,K.2000) tetapi ada yang 29 hari dan paling lama 35 hari.
Ciri-ciri kebuntingan kelinci dapat dilihat pada hari ke-14.
Adapun ciri-ciri kebuntingan pada kelinci sebagai berikut:
·         Biasanya kelinci yang sedang bunting tidak mau dikawinkan dengan pejantan. Serta beberapa kelinci betina cenderung galak pada kelici jantan.
·         Mulut betina yang dalam masa bunting terihat kemerah-merahan.
·         kelinci betina yang dalam masa bunting mudah mengalami stress bahkan bisa merusak kandangnya sendiri. Jika tidak dikandangkan maka kelinci betina yang dalam masa bunting akan menggali tanah sebagai pelarian dirinya.
·         kelinci betina yang dalam masa bunting akan selalu merasa lapar sehingga akan tampak pola makannya mningkat. Jadi peternak harus menjaga agar kelinci betina yang dalam masa bunting tidak kekurangan makanan. Karena jika kelinci betina yang dalam masa bunting kekurangan makan akan mengakibatkan stress dan kanibal, serta mempengaruhi pada produksi susu yang kurang maksimal.
 Keberhasilan reproduksi sekelompok hewan sangat ditentukan oleh bagaimana upaya pengelolaan reproduksi itu sendiri misalnya, pemberian pakan yang baik, lingkungan yang serasi, terhindar dari penyakit, sanitasi yang baik dan tidak ada gangguan hormonal. Berbagai upaya telah banyak dilakukan untuk meningkatkan efisiensi reproduksi pada hewan, baik pada hewan betina maupun betina. Salah satunya dengan pemberian hormon secara eksogen dengan maksud untuk menambah produksi hormon dalam tubuh. Namun yang menjadi permasalahan adalah untuk membeli sediaan hormon sintetis membutuhkan biaya relatif mahal dan terkadang dapat menimbulkan efek yang kurang baik. Dalam sistem reproduksi melibatkan suatu subtansi yang penting yaitu hormon. Keberadaan hormon sangat diperlukan dalam segala aspek pengaturan tubuh, selain pengaturan oleh syaraf. Oleh karena itu pengaturan sistem reproduksi merupakan kerjasama antara syaraf dan hormon.
Pada hewan betina, gonadotrophin releasing hormone (GnRH) disekresikan dari hipothalamus merangsang pelepasan lutenising hormone (LH) and follicle stimulating hormone (FSH) dari pituitari anterior. FSH and LH disekresikan dengan taraf yang berbeda pada periode siklus estrus. Pada awal siklus (fase follicular), FSH merangsang perkembangan folikel-folikel, salah satunya diantaranya berkembang cepat menjadi folikel de Graff (GF). Folikel de Graaf mensekresikan hormon oestradiol, progesterone dan inhibin. Pada pertengahan siklus estrus LH menyebabkan folikel de Graaff pecah pada proses ovulasi dan akan menjadi corpus luteum (CL). Corpus luteum mensekresikan progesterone (pada fase luteal). Oestradiol, inhibin and progesterone mengatur sekresi GnRH dari hypothalamus. Pada akhir siklus estrus sekresi progesterone menurun, dan akhirnya terjadi peluruhan atau menstruasi. Siklus menstruasi akan terus berlanjut apabila tidak terjadi kebuntingan atau menopause (pada manusia). Pengaturan hormon pada sistem reproduksi hewan betina dapat dilihat pada Gambar 3. Pengaturan hormon sangat penting dipelajari untuk mengetahui pengaruh suatu senyawa asing (seperti fitoestrogen) pada tubuh hewan. Apabila hewan dewasa terpapar dengan fitoestrogen dari luar, maka produksi estrogen endogenous relatif tetap konstan. Namun apabila fetus atau anak yang baru lahir terpapar dengan fitoestrogen, maka berpotensi menimbulkan efek yang permanen menyebabkan gangguan pada perkembangan fetus atau anak baru lahir sampai dewasa (Soebagyo,S & Asmarani,K.2003). Dengan demikian sistem pengaturan hormon perlu dipahami, karena ada alasan perbedaan homeostasis pada tingkat umur yang berbeda baik hewan jantan maupun betina.
Jumlah pakan yang dianjurkan untuk memelihara kelinci yang sedang tumbuh, masa kebuntingan dan sedang menyusui masing-masing sebesar 4,0 dan 3,7 % dari berat badan kelinci. Energi yang diperlukan oleh kelinci pada kebuntingan adalah sebesar 500-600 kalori/lb pakan. Penghitungan secara teoritis bahwa untuk kelinci dengan berat badan 5 kg membutuhkan enegi sebesar 438 kalori per hari. Vitamin yang di butuhkan kelinci terutama adalah vitamin A, yaitu sebesar 500-1000 IU/ekor per hari, yang harus ditambahkan ke dalam pellet yang dibuat, sedangkan kebutuhan vitamin D masih menjadi kontroversi (6). Kelinci yang sedang menyusui dan anak-anaknya (litter) dapat mengkonsumsi air sebanyak 1 gallon (3,8 liter) selama 24 jam penuh. Botol minum harus selalu diganti airnya setiap hari dengan air yang bersih dan fresh. Kelinci yang sedang istirahat membutuhkan air minum sebanyak 2-3 liter /hari, tapi dapat bertambah sesuai dengan musim panas atau dingin. Pada musim dingin, kelinci dengan berat badan 5-7 kg dan diberi pakan pelet konsentrat membutuhkan air minum sebanyak 570 mL/ekor/hari.
Ada banyak penyebab kematian anak kelinci di bawah umur 3 bulan. Namun dari sekian banyak penyebab tersebut mayoritas disebabkan oleh pola penyapihan yang tidak beres. Mari kita memakai paradigma yang rasional dalam hal ini. Anak kelinci butuh pasokan Air Susu Induk (ASI) sejak lahir hingga umur antara 32-37 hari. Ini normalnya. Sebagian ada yang mencapai 42 hari masih menyusu. Jika disapih dibawah umur itu, dampak yang nyata ialah kurang gizi. Rumput yang dimakan sejak umur 17-35 hari sesungguhnya belum cukup untuk mengganti gizi ASI. Anak-anak lucu ini selain memang secara naluriah sangat bergantung pada asupan gizi dengan pola yang nikmat dengan cara menyusui induknya, juga butuh gizi yang cukup dari ASI sebagai energi. Tak heran jika banyak kelinci yang disapih dibawah umur 35 hari sering murung dan lesu.
Sekalipun sebagian kelinci tidak mengalami masalah yang fatal disapih di bawah umur standar itu tetapi tetap saja hal itu tidak baik. Hanya sedikit yang tahan hidup lama. Bagi yang tidak tahan dan selalu kangen dengan ASI kelinci stres, setelah stress ia akan males makan rumput atau konsentrat. Di situlah benih-benih kematian berkembang, apalagi dicampur dengan kelinci lain yang mungkin dirasakan tidak membuat nyaman dirinya. Kalaupun kelinci sudah menyusui sampai lebih 35 hari, kita pun tidak boleh memisahkan dari induknya secara mendadak, butuh proses pemisahan berpola, misalnya pagi dipisah, sore dikumpulkan kembali. Pola ini bias dilakukan antara 4-6 hari.
Bagi kelinci, sebagaimana manusia, peranan Induk bukan semata menyusui, tetapi juga sebagai pelindung. Lihatlah dengan fakta di mana sang induk setiap waktu selalu memberi kasih saying pada anak-anaknya dengan cara menjilati atau menikmati kebersamaan saat makan dan tidur. Dari sisi psikologi ketergantungan ini membuat anak-anak sulit berpisah. Makanala dipisah secara mendadak sering mengakibatkan stress dan kehilangan selera makan, bahkan selera hidup. Kita harus paham dan sadar bahwa sebagian dari kelinci kita memiliki daya tahan tubuh yang berbeda, seperti manusia. Ada yang mudah sakit dan ada yang kebal penyakit. Sebagai langkah aman, maka kita mesti memberlakukan semuanya sebagai kelinci yang rentan penyakit, terutama stress.Dengan cara itu kita bias menjaga anak-anak kelinci dari kematian. Anak kelinci yang dipisah secara mendadak biasanya mudah terserang bakteri ganas semacam Pasteurella multocida, enterotoxemia (yang mendorong produksi gas dan mengakibatkan bloat/kembung) atau bahkan bisa jadi mengakibatkan stress akut dengan penyakit caecal impaction (mati secara mendadak).
Banyak induk yang memakan anak-anaknya saat melahirkan. Ini adalah kanibal. Kasus ini bukan hal yang klasik, bahkan saat ini sangat tergolong banyak, terutama pada pemelihara pemula dan mereka yang memelihara di kota-kota besar. Ini tidak wajar dan di alam bebas kanibal hampir dikatakan tidak pernah terjadi.  Tetapi dalam situasi terpaksa hal itu sangat mungkin terjadi. Dari berbagai literatur, penyebab utamanya hanya dua, yakni soal pakan yang buruk dan situasi stres berkepanjangan, atau bisa juga disebabkan oleh kombinasi antara buruknya pakan dengan stres.
Sekalipun kelinci tidak memiliki tabiat memakan daging, tetapi manakala pakan tidak menjamin kehidupan dirinya (terutama saat hamil), maka ketika stres, tepatnya saat melahirkan di mana induk banyak kehilangan energi ia terdorong untuk menyelamatkan anak-anaknya dari ketidakmampuannya “melayani “ kehidupan anaknya. Menelan adalah satu-satunya cara yang bisa ia lakukan karena kelinci terpenjara. Dengan menelan, selain bertujuan menolong (sekalipun caranya salah), induk juga berpikir dirinya tidak kehilangan kesehatan akibat melahirkan. Memakan anak ini juga tidak menyelesaikan masalah. Kelinci yang berharap tidak terbebani oleh adanya anak-anak karena air susunya yang minim itu pada akhirnya tetap stres. Sebab setelah makan anak-anaknya ia tetap tidak merasa lebih bugar. Bahkan pada sebagian besar induk yang tertimpa kanibal itu lalu trauma untuk tidak hamil. Itulah mengapa induk kanibal sering sulit kawin karena trauma kelak akan hamil dan menderita.
Kanibal disebabkan oleh pakan yang miskin gizi. Para pemelihara sering meremehkan perawatan induk sebagai yang harus diperhatikan secara ekstra. Seolah-olah dengan merek pelet atau cukup dengan sayuran kelinci hamil cukup untuk menopang kehidupannya. Kehamilan dengan miskin gizi dipastikan mengondisikan induk stres. Oleh karena itu mestinya pemelihara menyediakan banyak pakan pada induk kelinci. Rumput (hijauan) jenis gulma tegalan/sawah sangat kaya menyediakan serat yang baik. Bekatul padi juga baik untuk induk kelinci, termasuk juga ampas tahu.
Selain itu butuh kalsium dari wortel, misalnya pada masa kehamilan induk diberi wortel 2 hari sekali. Daun pepaya sangat penting, juga sedikit bayam sebagai pakan tambahan. Ubi jalar putih (bukan ungu dan merah) banyak memberi gizi untuk kesehatan induk. Selain itu juga butuh vitamin A, B, E dan K agar kesehatan induk bisa maksimal. Ketergantungan dengan pelet bukanlah cara baik karena gizi yang dibutuhkan kelinci sangat banyak sehingga tidak ada pakan yang bisa mengklaim cukup untuk memenuhi gizi kelinci. Pakan mesti beragam. Jangan lupa air minum yang bersih dan sehat.
Selain pakan, situasi kandang, kebersihan dan sanitasi mesti diperhatikan secara baik.  Situasi kandang yang jelek di antaranya ialah lembab, pengap, sumpek, banyak tikus, dekat kucing, anjing dan terlalu banyak didatangi orang.
Induk kelinci menyusui itu ada waktunya. Biasanya pada jam-jam tertentu, bisa jam gelap datang (18:00), bisa pula jam 20:00, bisa pula menjelang subuh. umumnya pada jam malam, dan hanya sedikit yang menyusui pada siang hari.
Setelah melahirkan, induk memang seolah-olah cuek dengan anak-anaknya yang berjempalitan di kotak. Saat melahirkan pagi atau siang hari terkadang induk menyusui setelah beberapa jam kemudian, untuk kemudian diulang pada malam hari, tetapi ada kalanya yang menyusui langsung malam harinya.
Maka untuk memastikan bahwa apakah induk menyusui atau tidak kita perlu menunggu sejak sore hingga subuh. Jadi, Jangan terburu-buru menyimpulkan tanpa mengenal karakteristik perawatan induk kelinci terhadap anak. Bagaimana jika memang Induk tidak mau menyusui dengan bukti anak-anaknya pada mati, Kemungkinan tiga hal, (1) mastitis (2), keringnya air susu karena kurang gizi (karbohidrat dan serat), dan (3) karena disebabkan stress, biasanya disertai kanibal. Untuk menyelamatkan semuanya, masa kehamilan harus dirawat secara baik, pasokan serat (rumput), gizi (wortel) dan konsentrat harus bagus. Ini dari sisi pakan. Dari sisi lingkungan harus tertib, jangan berdekatan dengan hewan pemangsa, banyak kunjungan orang atau berisik sehingga induk merasakan ancaman.
sejak umur 0-20 hari menyusui total. di atas 21 hari- 32 hari masih butuh menyusui, tetapi sebagian pakan sudah bergeser ke serat/rumput. di atas 32 hari, selain sedikit susu induk, rumput juga butuh konsentrat. Menyusui akan secara alami berhenti dengan sendirinya. Biasanya pada umur 35-37 hari. Satukan saja sekalipun menyusui sudah selesai. 50 hari penyatuan dengan induk akan lebih baik asal kandang lebar dan bersih serta nyaman bagi kehidupan mereka. Kalau pemisahan mesti memakai pola, tidak mendadak dan antara induk dan anak tetap berdekatan.
Kelinci memiliki 4 pasang kelenjar mamae, yang tumbuh dan berkembangsecara cepat padaminggu terakhir masa kebuntingan Jumlah produksi susu rata-rata150-200 mg/hari pada anak varietas pertama dan meningkat pada varietas berikutrnya.Pada kelinci besar jumlahnya akan lebih banyak dan maksimum pengeluaran air susuterjadi pada minggu kedua dan ketiga masa laktasi . Untuk mendapatkan air susu yangoptimal, sebaiknya pengasuhan anak dibatasi 7 - 8 ekor. Jika jumlah anak yang dilahirkan perkelahiran (litter size) melebihi 8 ekor, maka kelebihan anak dapat dilakukan tindakan fostering yaitu dengan menitipkan anak ke induk lain yang jumlahanaknya lebih sedikit. (Sumadi, dkk.2003).
Kegagalan reproduksi pada ternak kelinci adalah berupa kegagalan kebuntingan dan liter size yang rendah. Jika didalam  melakukan budidaya ternak kelinci, terutama sekali dalam  melaksanakan  manajemen perkawinan yang dilakukan secara sembarangan sangat berpotensi untuk terjadinya kegagalan kebuntingan. Bila hal ini terjadi berarti suatu kerugian. baik rugi waktu dan tenaga. juga rugi biaya. Untuk mencegah atau memperkecil kegagalan reproduksi pada ternak kelinci. terlebih dahulu harus mengetahui penyebab dari kegagalan tersebut.
Ada beberapa penyebab kegagalan reproduksi pada ternak kelinci yang
umum yaitu:

1)      Umur induk dan pejantan yang terlalu muda untuk dikawinkan Hal ini sering terjadi jika peternak mendapatkan calon bibit dari peternakan yang tidak membuat silsilah dan tidak ada catatan produksi dan reproduksi.
Akibatnya peternak tidak tahu umur dari calon bibit yang akan dikawinkan dan akan langsung mengawinkannya . Dewasa kelamin pada ternak kelinci sangat bervariasi dan sangat bergantung pada breed nya. Kelinci betina lebih dahulu dewasa kelamin dari pada kelinci jantan . Untuk kondisi Indonesia hasil survei pada peternakan rakyat . kelinci jantan pertama kali dikawinkan pada umur 8 bulan sedangkan pada kelinci betina pada umur 6 bulan (Sumadia,W.P & R.Denny purnama.2002). Untuk kelinci betina sebenarnya dapat diketahui apakah telah birahi atau tidak. yaitu dengan cara memeriksa vagina kelinci. Jika vagina kelinci membengkak dan berwarna kemerahan berarti kelinci betina sedang birahi clan menerima pejantan. Sedangkan untuk kelinci jantan. walaupun sudah clapat melakukan perkawinan pada umur 4 bulan akan tetapi untuk menclapatkan fertilitas yang baik adalah pada umur 8 bulan.
2)      Terjadinya bunting semu akibat dari penanganan yang kasar Bunting semu pada ternak kelinci merupakan kejadian yang biasa pada ternak kelinci . Pada kejadian bunting semu induk kelinci seolah-olah akan beranak. yang ditandai dengan mencabuti bulu pada hari ke 16 - 19. Hal ini disebabkan oleh penanganan yang kasar. dinaiki oleh betina lain atau waktu dikawinkan ticlak terjadi perkawinan . Perlakuan MI menyebabkan adanya corpus luteum persisten yang tertahan selama 2 minggu. Jika induk dikawinkan biasanya akan terjadi kebuntingan.
3)      Kegagalan kebuntingan pada induk dapat juga disebabkan oleh kondisi semen pejantan yang kurang baik. Hal ini terjadi akibat seringnya pejantan dikawinkan. sehingga semen yang dihasilkan pada waktu kawin kuantitas dan kualitasnya menurun.
Oleh karena itu sebaiknya perlu dilakukan pemeriksaan semen pejantan secara berkala yang meliputi pemeriksaan makroskopis seperti volume, Warna, bau dan kekentalan clan pemeriksaan mikroskopis seperti gerakan massa. konsentrasi dan motilitas.
4)      Induk yang sedang sakit sebaiknya tidak dikawinkan. karena selain induk mudah abortus juga dapat menyulitkan kebuntingan akibat clan kegiatan hormonal yang ticlak beraturan . Selain itu stress lingkungan berupa cekaman suhu yang terlalu panas clan lingkungan yang terlalu ramai juga dapat menyebabkan terjadinya abortus pada induk kelinci.
5)      Suhu lingkungan yang tidak tepat untuk mengawinkan.
Waktu mengawinkan induk kelinci yang tepat terutama yang dipelihara pada daerah dataran rendah adalah pagi hari atau sore hari pada saat suhu lingkungan ticlak terlalu panas. Sedangkan pada daerah dataran tinggi . waktu untuk mengawinkan kelinci tidak menjadi masalah karena suhu lingkungan sudah dalam keadan sejuk sehingga peternak tinggal menyesuaikan waktu luang yang tersedia . Kegagalan kebuntingan banyak terjadi pada perkawinan kelinci yang dilakukan dengan suhu lingkungan yang terlalu panas. Cekaman lingkungan yang panas pada pejantan dapat menghambat fertilitas sedangkan pada betina berisiko terjadinya kematian embrio atau terjadinya abortus. Selain itu ads kecendrungan induk kelinci menghasilkan liter size yang rendah. Sehingga tidak menguntungkan dalam budidaya. Waktu yang tepat untuk kelinci kawin adalah pada saat betina sedang estrus. Oleh karena itu sebelum dikawinkan sebaiknya dilakukan pemeriksaan pada induk. Jika dipaksakan untuk mengawinkan induk yang tidak estrus . sangat berisiko untuk tidak terjadinya kebuntingan sehingga dapat merugikan peternak.
6)      Cara melakukan perkawinan. Cara kawin dengan kawin alam sebaiknya dilakukan pada kelinci dalam satu kandang . Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah penetrasi kelamin jantan pada alat kelamin betina . Perkawinan yang berbeda breed pada kelinci terutama jika postur pejantan lebih besar dari betina akan menyulitkan copulasi.
Akibatnya dapat merangsang terjadinya bunting semu pada induk kelinci . dan hal ini merupakan kegagalan reproduksi. Perkawinan dalam satu breed kadang-kadang dapat juga bermasalah. yaitu pada keadaan induk kelinci tidak mau untuk dikawini . Pada keadaan seperti ini perlu dibantu. karena kalau dibiarkan akan berakibat menurunnya libido pejantan clan pada induk dapat merangsang bunting semu.
Untuk melakukan perkawinan silang cara yang paling cocok adalah dengan metoda Inseminasi Buatan yaitu suatu perkawinan dengan mendepositkan semen ke saluran reproduksi kelinci melalui bantuan operator. Untuk berhasilnya Inseminasi hal yang perlu diperhatikan adalah cara melakukan Inseminasi dan juga dalam proses penanganan semen .
7)      Kualitas dan kuantitas pakan. Kualitas pakan yang jelek akan berisiko terjadinya kegagalan kebuntingan pada induk kelinci . karena nutrisi yang dibutuhkan tidak seimbang. Hal ini sering terjadi pada induk yang tidak mendapatkan makanan tambahan akan tetapi hanya diberikan hijauan. Demikian juga dengan kuantitas pemberian pakan pada induk kelinci pemberian pakan tambahan sebaiknya secukupnya sesuai dengan kebutuhan induk. Pemberian yang berlebihan sangat berisiko terjadinya penimbunan lemak pada saluran reproduksi induk yang dapat menghambat kebuntingan . Sebaliknya pemberian pakan yang kurang akan menurunkan kesehatan induk terutama pada pemeliharaan kebuntingan clan juga pada pembentukan jaringan pada kelenjar mamae induk. Induk yang sedang bunting apabila tidak mendapatkan pakan yang cukup. sangat berisiko terjadinya abortus clan kelenjar mamae tidak terbentuk dengan sempurna sehingga produksi air susunya tidak dapat mencukupi kebutuhan anak. Selain itu dalam pemberian hijauan pakan ternak harus hati-hati . karena ada beberapa jenis hijauan yang memiliki kandungan mimosin yang cukup tinggi seperti daun lamtoro dan kaliandara. Untuk jenis hijauan seperti [ni pemberian pada ternak bunting sebaiknya dihindari . karena dapat menyebabkan terjadinya abortus. Pemberian daun lamtoro pada induk bunting dapat mengakibatkan embrio mati dan menempel pada dinding uterus yang pada akhirnya dapat menghambat terjadinya kebuntingan berikutnya.
8)      Jarak kawin setelah beranak yang terlalu cepat. Ternak kelinci yang baru beranak. pada pemeliharaan tradisional yang mencampurkan pejantan clan induk dalam satu kandang biasanya akan segera dikawini pejantan. Pada dasarnya induk yang baru beranak. dalam keadaan estrus clan siap menerima pejantan.
Jika terjadi perkawinan biasanya akan terjadi kebuntingan. Yang menjadi persoalan adalah kesehatan reproduksi induk belum pulih. sehingga pada perkawinan yang fertil akan menyulitkan embrio untuk berimplantasi (bertaut) pada dinding uterus. Selain itu akan terjadi tarik menarik hormonal antara hormon yang mengatur produksi air susu dengan yang mempertahankan kebuntingan.
Akibatnya produksi air susu akan berkurang dan tidak mencukupi kebutuhan. apalagi jika jumlah anak yang dilahirkan cukup banyak . Selain itu apabila terjadi kebuntingan. biasanya akan memiliki liter size yang rendah. akibat sulitnya embrio untuk bertaut pada dinding uterus yang masih luka. Dinding uterus yang luka akan memproduksi sel darah putih yang berguna untuk mencegah penyakit clan untuk menyembuhkan yang sekaligus dapat membunuh sperma yang berhasil masuk ke dalam uterus . Pengamatan di kandang persoaaan Beternak. Induk kelinci yang dikawinkan I minggu setelah beranak rata liter size adalah 3 ekor. Sumadia,W.P & R.Denny purnama.(2002) merekomendasikan untuk mengawinkan induk setelah 14 hari beranak. Dengan umur penyapihan 35 hari clan waktu kering kandang I minggu untuk menyiapkan kelahiran berikutnya. akan mendapatkan litter size dan bobot sapih anak yang optimal dengan daya hidup yang lebih baik.
9)      Akibat proses tranportasi ternak. Kegagalan kebuntingan pada induk kelinci. sering terjadi jika induk bunting mengalami stress akibat proses transportasi untuk dibawa kesuatu tempat . Kegagalan kebuntingan yang umum terjadi adalah terjaclinya abortus akibat stress selama proses transportasi berlangsung clan juga akibat dari cara melakukan proses transportasi yang salah . Stress vang terjadi dapat berupa cekaman suhu atau dapat juga akibat penanganan yang kasar pada induk. Sumadia,W.P & R.Denny purnama.(2002) mengemukakan. bahwa akibat proses transportasi terjadi penyusutan bobot yang berkisar antara 8 - 10 % akibat proses evaporasi untuk menurunkan suhu tubuh dalam usaha menjaga homeostatis. oleh karena itu membawa kelinci bunting sebaiknya ticlak dilakukan.

Purnama,R.D.(2000) melaporkan, kelinci yang lahir antara 30-32 hari setelah perkawman sebanyak 98 persen dan kebuntingan diperpanjang apabila litter size sedikit, terdapat anak yang terlalu besar (abnormal) atau karena terjadi kematian. Lama kebuntingan induk kelinci pada peternakan di Jawa bervariasi antara 29 - 36 hari dengan rata-rata 30 hari. Kebuntingan dapat diketahui dengan cara palpasi percutan ventro caudal pada hari ke 10 setelah kawin, yaitu dengan cara meraba bagian bawah perut induk Bila terdapat benjolan bulat yang mengambang sebesar kelereng maka kelinci tersebut tidak bunting karena yang teraba adalah feses dan kelnci dapat dikawinkan ulang. Stres karena perubahan lingkungan, pemberian obat-obatan serta penanganan kasar dapat menyebabkan terjadinya abortus atau gangguan pada kebuntingan. Kesuburan induk diukur oleh jumlah telur yang diovulasikan dan jumlah anak yang dilahirkan (Prihatman,K.2000).
Bunting semu sering terjadi pada kelinci akibat adanya handling yang kasar, dinaiki oleh betina lain dan sebagainya. Hal ini terjadi akibat adanya corpus luteum persisten yang terdapat selama 2 minggu. Hari ke ke 16 - 19, betina akan bersikap seperti akan melahirkan yang normal, tetapi jika dikawinkan biasanya akan bunting. Kelinci melahirkan pada pagi hari yang sebelumnya ditandai dengan kegiatan mencabuti/merontokkan bulu untuk sarang. Bagian anak yang akan keluar lebih dahulu adalah bagian antenomya. Anak pada umur 35 hari tidak lahir akan mati, untuk itu harus segera dikeluarkan karena dapat menghambat kebuntingan berikutnya. Induk dapat disuntik dengan hormon Oxytocin (0,1 cc/ 1,5 kg BB induk) . Beberapa menit setelah penyuntikan biasanya induk akan beranak, oleh sebab itu harus ditunggu karena sexing beranak tidak pada tempatnya dan interval kelahiran berlangsung sangat cepat dengan plasenta yang masih utuh. Untuk menyelamatkan anak, peternak harus membantu membuka plasenta agar anak segera mendapatkan oksigen dan proses pengerasan tulang cepat terjadi.
Litter size adalah jumlah anak yang dilahirlcan perkelahiran, banyaknya tergantung bangsa, jenis dan lingkungan.
Sedangkan Menurut Sudaryanto,B.(2007) menjelaskan bahwa Litter size adalah jumlah anak yang dilahirkan untuk setiap kelahiran, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti bangsa, umur induk, lingkungan, makanan, banyaknya ovum yang diovulasikan dan dibuahi setelah mengadakan perkawinan dengan hewan jantan serta kejadian yang terjadi selama kebuntingan berlangsung. Faktor-faktor lingkungan lebih besar pengaruhnya kepada kelinci betina terhadap jumlah anak yang dilahirkan, tetapi sifat-sifat yang diturunkan akan dipengaruhi oleh hewan jantan dan hewan betina. Ada dua sifat turunan yang sangat diharapkan yaitu besar tubuh hewan tersebut dan banyaknya anak yang diproduksi pada setiap kelahiran. Kadang-kadang dari keturunan yang sama , tetapi karena faktor-faktor genetic maka terjadi tinggi rendahnya tingkat kesuburan. Oleh karena itu, di sini sangat diperlukan pemilihan stock breeding pada hewan yang memiliki tinggi rata-rata litter-sizenya.
 Hernawati.(2007) menyatakan faktor litter size tergantung pada bangsa, makanan umur dan lingkungan atau keadaan induk. Jumlah sel telur yang dilepas oleh masing-masing ovarium merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi litter size. Faktor lain yang berpengaruh adalah jumlah sel telur yang dibuahi sperma yang kemudian berkembang. Hernawati.(2007) dalam penjelasan (Choke dkk, 1982). jumlah litter size pada kelinci adalah 4,0-8,1 ekor (Nalbandov, 1975), 4-12 ekor (Anonim, 1982). Litter size yang diperoleh dari hasil 18 odalah 8,8 ekor (Komov, 1966), 6,93 (Lahiri dkk, 1982), 7,8 ekor (Chiang dkk, 1968).

Purnama,R.D.(2000) mengatakan bahwa, litter size menurun dengan meningkatnya persentase inbreeding. Sedangkan menunut Suradi,K.(2005) litter size meningkat dengan meningkatnya bobot induk. Temperatur sangat berpenpnrh terhadap kebuntingan dan litter size, dimana kebuntingan dan litter size yang paling sedikit jika perkawinan dilakukan pada saat temperatur lingkungan tinggi. Sedangkan di Indonesia pada surve peternakan di Jawa jumlah anak kelinci sepelahiran sebagian besar adalah 7 ekor (4-9 ekor) (Sudaryanto,B.2007). Pada-pemeliharaan intensif, jumlah anak kelinci seperkelahiran kelnci rata-rata 7 ekor.
Suradi,K.(2005) melaporkan jumlah anak seperkelahiran pada kelinci lokal adalah 5 ekor (4-6 ekor). Nisbah kelamin atau "Sex Ratio" adalah perbandingan dari persentase kelamin jantan dan betna pada suatu kelahiran (Prihatman,K.2000). Secara teoritis perbandingan jantan - betina adalah 50 : 50 %, artinya perbandingan yang dilahirkan antara jantan dan betina seimbang.
 Limbong,S.R.(2008) mengatakan bahwa, jantan lebih sedikit dilahirkan dari pada betina. Hernawati.(2007) Menjelaskan bahwa, hal ini terjadi akibat kematian embrio jantan sebelum dilahirkan lebih tinggi. Persentase jantan lebih tinggi pada waktu bunting dibandmgkan setelah lahir. Embrio jantan yang mati akan diserap kembali atau dapat juga abortus. Nisbah kelamin pada peternakan kelinci di Jawa memiliki kesamaan yaitu 50 : 50%dengan kisaran 30 : 70%. Pada pemeliharaan tradisional yang cenderung mencampurkan pejantan dengan induk secara terus-meneaus, ketika induk beranak akan langsung dikawinni kembali oleh pejantan.
Untuk budidaya kelnci yang efisien, penyapihan dapat dilakukan pada –umur  35 hari sampai 45 hari. Jika jarak kawin setelah beranak dilakukan 14 hari, maka dengan penyapihan umur 35 bulan akan memberikan waktu kering. kadang selama 7 hari untuk mempersiapkan kelenjar mamae pada kelahiran berikutnya. Bobot sapih pada anak kelnci yang sehat berkisar antara 400-500 gr tergantung jumlah anak yang diasuh oleh induk dan jenis kelinci.













KESIMPULAN
Kelinci akan dikawinkan pada usia min 5 bulan atau idealnya sekitar 6 – 8 bulan. Kelinci akan dikawinkan pada saat sudah terlihat tanda-tanda birahi. Produktivitas anak akan bagus jika pemberian pakan dan perkandangan juga sesuai dengan criteria kenyamanan kelinci tersebut.
kopulasi terjadi ditandai dengan jatuhnya pejantan kesamping dan berlangsung sangat cepat. Adanya cairan dalam vagina belum menjamin terjadinya perkawinan yang fertil, kadang-kadang saat ejakulasi hanya berisi plasma semen tanpa sperma.

DAFTAR PUSTAKA

 Hernawati.2007.Perbaikan kinerja reproduksi akibat pemberian isoflavon dari tanaman kedelai.Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.(online): tidak dipublikasikan.diakses pada rabu, 18 juni 2014.
Limbong,S.R.2008.Pengaruh frekuensi perkawinan dan sex ratio terhadap lama bunting dan litter size pada kelinci persilangan.USU Repository.(online): tidak dipublikasikan.diakses pada rabu, 18 juni 2014.
Prihatman,K.2000.Budidaya ternak kelinci. ttg budidaya peternakan.(online): ristek.go.id.diakses pada rabu, 18 juni 2014.
Purnama,R.D.2003.teknologikawin suntik (inseminasi buatan) pada ternak kelinci. Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti.1(03):46-52.
Purnama,R.D.2000.Pola reproduksi pada ternak kelinciI.Temu teknis fungsional non peneliti.1(1):96-106
Sudaryanto,B.2007.Budidaya ternak kelinci di perkotaan. PT. kota / BPTPYGK. 1(07):1-27.
Soebagyo,S & Asmarani,K.2003.Pengaruh pemberian deksametasonpada kelinci lokal bunting yang difetektomi.J.Sain.vet.21(2):22-26.
Sumadi, Sadar Rasidan, Budi Rachman, Dan Deni Ramdani.2003.Gambaran biologik hewan percobaan kelinci (oryctolagus cuniculus).J.Nutr.1(1):1-13.
Sumadia,W.P & R.Denny purnama.2002.Kegagalan reproduksi pada ternak kelinci.temu teknis fungsional non peneliti.1(02):169-173.
Suradi,K.2005.Upaya peningkatan gizi masyarakat melalui teknologi Pengolahan daging kelinci.Seminar Internasional Simposium Kebudayaan Indonesia Malaysia IX.(online): ristek.go.id.diakses pada rabu, 18 juni 2014.


SHARE

Unknown

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar